Kamis, 02 Februari 2012

Hesti's desire...

go green!!!

simple nice

sweet Hesti

desire

like thiz.

nci

i dress to destress

mix match

Hijauuu:)

passion for fashion

girly boyish

flowery

jungle brown

huuuhuuu

hillary duff

white love

match

Macam-macam permainan dan manfaatnya bagi perkembangan jiwa anak

A.Permainan Aktif

1.Bermain bebas dan spontan

Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.

2.Sandiwara

Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media.

3.Bermain musik

Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, atau memainkan alat musik.

4.Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu

Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.

5.Permainan olah raga

Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.

B.Permainan Pasif

1.Membaca

Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.

2.Mendengarkan radio

Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.

3.Menonton televisi

Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya.

Keterampilan motorik kasar dan halus anak usia dini

Motorik kasar:

1.Mengambil benda kecil diatas nampan tanpa menjatuhkan
2.Menangkap bola besar dengan tangan lurus kedepan
3.Memanfaatkan bahu dan siku pada sat melempar bola hingga 3 meter
4.Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
5.Berdiri dengan kedua tumit dirapatkandan tangan disamping , tanpa kehilangan keseimbangan
6.Berjalan menyusuri papan dengan menempatkan satu kaki di depan kai yang lain
7.melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula
8.melompat dengan satu kaki
9.Mengendarai sepeda roda tiga dengan melalui tikungan yang lebar


Motorik Halus

1.menggunting ketas menjadi dua bagian
2.menggambar linkaran tetapi masih belum teratur
3.Jika di beri gambar kepala dan badan manusia yang belum lengkap, anak akn mampu menambahkan paling tidak 2 bagian tubuh.
4.mencuci dan mengelap tangan sendiri
5.mengaduk cairan dengan menggunakan sendok
6.menuang air dari teko kecilke gelas /cangkir tanpa tumpah
7.membawa sesuatu menggunakan penjepit
8.memegang sendok garpu dengan cara menggenggam
9.membuka kancing baju dan melepas ikatan tali sepatu.


Keterampilan motorik anak USIA 4-5 tahun

Motorik kasar

1.Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut
2.berdiri jinjit dengna tangan di pinggang
3.mengayuh satu kai ke depanatau ke belakang tanpa kehilangan keseimbangan.
4.berjalan pada garis yang sudah dibuat
5.Melompat dengan satu kaki secara bergantian: salah satu kaki kedepan dan kaki lainnya ke belakang atau sebaliknya atau melompat, lalu bertumpu pada salah satu kai selama 3 detik dan sebalinya secara bergantian
6.berlari langsung menendang bola
7.melambungkan bola tennis dengan satu tangan lau menangkapnya dengan dua tangan


Motorik Halus

1.memasukan surat keamplop
2.membentuk berbagai obyek dengan tanah liat atau lilin malam
3.mencuci tangan dan mengeringkannyatanpa bantuan.
4.mencuci wajah dan mengeringkannya tanpa bantuan dan tanpa membasahi baju
5.memasukan ke lubang jarum
6.berlari langsung menendang bola

HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB III
Hakikat
1. Pengertian

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.

b. Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.

c. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.

e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.

f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru.

a. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang –ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang .






BAB IV
STANDAR KOMPETENSI ANAK USIA DINI

A. Pengertian

Standar kompetensi anak usia dini adalah standar kemampuan anak usia 0-6 tahun yang didasarkan pada perkembangan anak. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum anak usia dini.

B. Standar Kompetensi Anak Usia Dini

Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosional, dan kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni


BAB V
PENGEMBANGAN KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


A. Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B. Prinsip-prinsip Pengembangan

1. Bersifat komperhensif: Kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
2. Dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap: Kurikulum harus menyediakan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Program menyediakan berbagai sarana dan bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan.
3. Melibatkan orangtua: Keterlibatan orang tua sebagai pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.
4. Melayani kebutuhan individu anak: Kurikulum dapat mewadahi kemampuan, kebutuhan,minat setiap anak.
5. Merefleksikan kebutuhan dan nilai masyarakat: kurikulum harus memperhatikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat.
6. Mengembangkan standar kompetensi anak: Kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengembangkan kompetensi anak. Standar Kompetensi seabagi acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak.
7. Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus: Kurikulum yang dikembangkan hendaknya memperhatikan semua anak termasuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.
8. Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat: Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinegi dengan keluarga dan masyarakat sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
9. Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak: Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat anak berada di sekolah.
10. Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga: Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen /pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
11. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kurikulum hendaknya dapat menggamabarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di lembaga.
12. Penyediaan Sarana dan Prasarana: Kurikulum dapat menggambarkan penyediaan srana dan prasaran yang dimiliki lembaga.

C. Komponen Kurikulum

a Anak
Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Pengelompokan anak didasarkan pada usia sebagai berikut :
1) 0 – 1 tahun
2) 1 – 2 tahun
3) 2- 3 tahun
4) 3 - 4 tahun
5) 4- 5 tahun
6) 5 - 6 tahun .

b Pendidik
Kompetensi Pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang - kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak adalah
1) Usia 0 – 1 tahun rasio 1 : 3 anak
2) Usai 1 – 3 tahun rasio 1 : 6 anak
3) Usia 3 - 4 tahun rasio 1 : 8 anak
4) Usia 4 - 6 tahun rasio 1 : 10 /12 anak

c Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi ( content ), dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia.

Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
1). Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)
2). Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
3). Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
4). Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
5). Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
6). Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)

Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi :
1) Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.
2) Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
3) Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.
4) Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
5) Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.
6) Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
7) Keterampilan proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen, pemecahan masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili.

Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan–bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain : Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.

d Penilaian (Assesmen)
Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui : observasi, konfrensi dengan para guru, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian /assesmen dapat di buat dalam bentuk portofolio.

e Pengelolaan Pembelajaran
1). Keterlibatan Anak
2). Layanan program
Lembaga Pendidikan
materi referensi:
Anda bisa cari lanjutannya di web Direktorat PAUD Depdiknas

    * 3 tahun lalu

 selain dari pengenalan mata pelajaran yang hampir sama dengan siswa madrasah tingkat TPQ dan DTA juga diperlukan penilaian terhadap aspek-aspek softskill

Dasar-dasar Cara Mengajar yang Baik?

Pertanyaan yang mungkin saja muncul di benak anda adalah pada usia berapa anak sudah bisa diajar membaca? Jawabannya adalah mulailah pada usia sedini mungkin. Usia 3 bulan, it's ok!
Semakin dini, semakin gampang mengajarnya.

Kemudian anda perhatikan juga sikap dan pendekatan terhadap anak. Ciptakan pendekatan yang menyenangkan karena belajar membaca adalah permainan yang sangat bagus.
Anda tidak boleh lupa bahwa :
*Belajar adalah permainan hidup yang paling menggairahkan dan belajar bukanlah bekerja.
*Belajar adalah pahala, bukan hukuman.
*Belajar adalah bersenang-senang, bukan bersusah payah.
*Belajar adalah suatu kehormatan, bukan sesuatu yang hina.

Anda harus selalu ingat akan hal ini dan jangan melakukan apapun yang bisa menghancurkan bakat alami anak untuk belajar.

Jika suasana hati anda dan anak sedang tidak enak, sakit, rewel, lelah, lapar, hentikanlah kegiatan belajar mengajar.
Anda pasti melakukan sesuatu yang salah.

Pastikan bahwa waktu yang anda gunakan untuk melakukan permainan ini sangat singkat. Ambil lima kartu dengan kategori yang sama, misalnya anggota keluarga. Tumpuk jadi satu. Anda dan anak saling berhadapan dengan jarak sekitar 15
- 20 cm. Kalau masih bayi, bisa digendong oleh anggota keluarga yang lain.

Lalu mulailah acara belajar membaca. Ambil kartu yang paling belakang sambil melirik kata pada bagian belakang kartu.
Hafalkan. Dan tunjukkan pada anak dengan menaruh kartu tersebut di depan menutupi kartu yang pertama, sambil menyebut katanya. Begitu pula dengan kartu kedua dan seterusnya.

Memperlihatkan kartu hanya satu detik saja. Lho? Apakah bayi bisa menangkap sebegitu cepat? Tentu saja, Rico! Ini merupakan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Dr.
Glenn Doman sejak tahun 1955. Dan lebih dari lima juta ibu di seluruh dunia telah menerapkan metode ini kepada anaknya.

Lakukan permainan membaca ini tiga kali sehari. Peluk dan cium anak anda setiap kali selesai bermain kata.

Hentikan permainan sebelum anak ingin menghentikannya. Ini merupakan cara agar anak tidak cepat bosan. Jika anda selalu mengamati keadaan ini, maka anak akan merengek untuk bermain kata lagi. Dan anda akan memupuk keinginan alami anak untuk belajar, bukan menghancurkannya.

Minat dan semangat anak dalam belajar membaca sangat tergantung kepada kecepatan materi yang ditunjukkan, jumlah materi baru, dan cara mengajar anda yang menyenangkan.

Anak-anak tidak menatap, mereka memang tidak perlu menatap langsung ke kartu. Mereka menyerap begitu saja semua informasi dengan sangat cepat, bagaikan spons menyerap air.

Lakukan permainan membaca ini secara konsisten. Program sederhana yang dilakukan secara konsisten dan menyenangkan akan lebih berhasil daripada program yang terlalu berat, membebani anda dan menyebabkan anda melakukannya sekali- sekali saja. Program yang sering dihentikan tidak akan efektif.

Untuk bisa menguasai materi dengan baik, anak anda perlu melihatnya berkali-kali. Kecintaannya terhadap aktivitas membaca diperoleh dari pengetahuan baru yang didapatkannya dan ini bisa dicapai melalui program yang dilakukan setiap hari. Anda akan melihat kegembiraan dan rasa percaya diri anak tumbuh setiap hari.

Gunakan bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatiannya, baik untuk penglihatan maupun pendengaran.

Pada akhir setiap permainan, katakan kepada anak anda bahwa dia sangat baik dan pintar. Katakan padanya bahwa anda sangat bangga padanya dan sangat mencintainya. Anda juga harus memeluknya dan menyatakan cinta anda kepadanya secara fisik dan demonstratif.

Sedikit mengenai abjad. Mengapa anak kita tidak dimulai dengan belajar abjad? Jawaban dari pertanyaan ini sangatlah penting.

Sudah menjadi prinsip dasar bahwa dalam seluruh pengajaran harus dimulai dari yang dikenal dan konkret. Dari sini, barulah berkembang ke hal-hal yang baru yang belum dikenal dan akhirnya kepada hal-hal yang abstrak.

Abjad "m", "a", "m", "a", adalah abstrak. Sedangkan kata "mama" adalah konkret.

Jika anda ingin mulai mengajar si buah hati membaca dengan lebih cepat, akan lebih mudah jika anda membeli peralatan yang siap pakai.

greatLove.blogspot.com' banner

greatLove.blogspot.com' banner
my blog' banner